AGAMA DAN KUBURAN

Selasa, 24 Desember 20130 komentar

 

Setiap mahluk hidup, mempunyai kadar masalahnya masing-masing. Tak peduli besar ataupun kecil. Kaya ataupun miskin. Hidup ataupun mati. Karena kompleksitas masalah, memang telah menjadi kodrat yang tak bisa terbantahkan, oleh apa pun dan siapa pun.

Berbicara mengenai orang yang sudah mau " mati " ataupun mau " bunuh diri " tak lengkap rasanya. Jika, tak menyinggung masalah kuburan. Di karenakan, letak kuburan selalu berbeda-beda. Dan, mungkin, memang sengaja di bedakan, tentunya dengan dalih berbeda ajaran agama.

Padahal kita tahu, bahwa keinginan orang mati itu sebenarnya sangat sederhana. Yakni, di maafkan, di sholatkan, di mandikan, di kuburkan serta di doakan. Bukan, meminta untuk adanya pemisahaan sekat antar agama. Seperti, Hindhu dan Konghucu, Islam dan Budha, Katholik dan Protestan.

Jikalau masih banyak kuburan yang terpisahkan, karena masalah berbeda agama. Hal ini lantas membuktikan, bahwa klasifikasi orang yang sudah mati itu memang benar-benar ada. Dan, hebatnya lagi, sudah menjadi perilaku yang mendunia. Sebut saja, dahulu di masa Adolf Hitler. Dan, kini, di masa Angela Dorothea Merkel.

Sesungguhnya tak ada alasan, ketika mengataskanamakan sebuah dogma. Kemudian, harus di kebumikan dengan cara, gaya dan tempat yang berbeda pula. Ya, memang semua tergantung dari indikator agama, budaya dan tak pernah ketinggalan adalah harta. Atau mungkin, berbeda agama membuat klasifikasi antara surga dan neraka, itu berbeda juga. Entahlah.

Beginilah, ketika semua terjebak pada pola pikir yang sama. Sehingga, tidak semua memandang sebuah perbedaan itu sebagai bagian dari rahmat, melainkan laknat. Menyedihkan, memang.

Ketika semasa hidup saja, sudah penuh diskriminasi dalam segala rupa dan dalam berbagai macam bentuk wacana. Dan,  mengapa ketika mati pun, hal seperti itu pun masih terus di bawa. Padahal, setiap dari kita, menyakini sekaligus mengamini. Bahwa, hal seperti itu seharusnya memang sudah tidak ada, apalagi sampai di pelihara.

Karena memang, pada dasarnya persepktif semua mahluk hidup di dunia itu sama, di hadapan Sang Pecipta. Kini dan nanti ketika kita mati. Terkecuali, segala tindakan dan buah pemikirannya, selama ia hidup, mungkin.

Dan, hidup atau mati secara berdampingan dengan kawan ataupun lawan. Mungkin, jauh lebih indah, ketimbang berpisah hanya karena masalah perbedaan ajaran agama.

Kesimpulan : Agama itu bukan terletak di jubah, rok mini ataupun kopiah. Tapi Agama itu ada di dalam hati. Dan, inti dari agama adalah kemanusiaan.
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Cara Gampang | Creating Website | Johny Template | Mas Templatea | Pusat Promosi
Copyright © 2011. KARANG TARUNA BINA REMAJA SUKAKERTA CILAMAYA WETAN - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modify by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger